Ibu adalah figur yang paling dekat dengan anak. Sosok ibu selalu digambarkan dengan orang yang penuh kasih sayang, kedamaian, pengorbanan dan pengabdian yang tiada pamrih. Peran ibu sangat besar bagi tumbuh-kembangnya anak, dan dalam mewarnai corak sebuah generasi. Wajar bila Islam memberi pandangan bahwa “wanita itu tiang negara”. Artinya keberadaan dan peran ibu menentukan kualitas sebuah bangsa.
Lantaran perannya yang begitu besar maka Islampun memberikan penghargaan terhadap kaum ibu yaitu dengan memberi kiasan”surga terletak di telapak kaki ibu”
Peran Ibu Dalam Islam
Ibu berperan : (1) sebagai pengasuh, dan (2) sebagai pendidik pagi anak-anaknya.
Peran ibu sebagai pengasuh, diwujudkan dengan sifat keibuan yang membuatnya sanggup memikul amanah yang berat. Sembilan bulan ibu mengandung buah hatinya. Kian hari kian bertambah lemah dan dipenghujung ketakberdayaannya ia harus berjuang untuk melahirkannya. Suatu perjuangan yang keras dan hanya ibu yang mampu melakukannya .
Pengorbanan yang tiada henti terus di berikan kepada anak-anaknya, yaitu selama 2 tahun ibu memberikan air susu, dan sepanjang usia balita ibu selalu memberikan makanan dan minuman yang dibutuhkan untuk tumbuh-kembangnya. Ibu pula yang dengan sabar menjaga siang malam, memeluknya, mengendongnya dan memandikannya dan semua sikap pengasuhan lain. Hingga anak tumbuh besar dan dewasa, pengasuhan ibu tak pernah lepas dan tergantikan.
Bersamaan dengan peran sebagai pengasuh maka ibupun harus melakukan peran sebagai pendidik bagi anaknya. Keberadaan ibu yang selalu dekat dengan anaknya, membuat ibu menjadi madrasah (sekolah) yang pertama dan utama. Darinya anak belajar mulai menggerakkan organ tubuh, mendengar, melihat, menyentuh, berbicara, semua itu ibulah yang memperkenalkan.
Penanaman aqidah dan akhlak, ibu pula yang membekalinya. Perkembangan kognitif dan emosi, motorik dan pemikirannya, ibu yang mengawalinya. Semua dilakukannya dengan tulus iklas dengan harapan anaknya akan menjadi generasi terbaik.
Ibu Di Era Globalisasi
Di era globalisasi berbagai gaya hidup semakin marak ditawarkan. Para ibu disodorkan berbagai alternatif peran yang bisa mereka pilih. Tidak Cuma yang positif namun juga yang negatif.
Dewasa ini kaum ibu cenderung memilih berperan ganda. Berkarir di sektor publik oleh sebagian ibu dianggap suatu keharusan, walaupun kebutuhan mereka telah tercukupi. Hal ini disebabkan karena aktivitas di sektor domestik masih dianggap sebagai perlakukan pensubordinasian. Anak-anak cukup dipercayakan kepada para pembantu.
Karir dan rumah tangga adalah peran lain pilihan ibu. Ia punya obsesi keduanya harus berjalan sukses. Karir terus menanjak, dan anak-anak di rumah tidak kehilangan kasih sayangnya. Namun peran ini sangat sulit untuk dimainkan dan sangat berat. Biasanya dalam pejalanan waktu akan ada dilema yang dihadapi ibu karena keduanya berbenturan dan saling menuntut prioritas dari perhatiannya.
Ada pula ibu yang menyadari bahwa kualitas pertemuan dengan anak sangat berpengaruh terhadap perkembangan jiwa anak dibandingkan dengan kuantitas. Maka ibu tipe inipun tetap bekerja dengan anggapan kualitas sudah mencukupi dalam pendidikan anak. Padahal anak adalah manusia pra baligh yang belum sempurna akal dan emosinya. Ia tak hanya membutuhkan kualitas namun juga kuantitas pertemuan. Karenanya ia memrlukan ibu untuk dekat dengannya agar bisa membimbingnya, mengasihaninya, menegurnya dan mengawasinya hingga ia mencapai dewasa.
Sementara itu ibu lain memilih tidak berkarir sama sekali. Akan tetapi ketika di rumah waktunya dihabiskan untuk aktivitas yang tak ada kaitannya dengan pendidikan anak, seperti arisan, nonton telenovela, ngerumpi dengan tetangga dan sebagainya.
Dan tipe terakhir adalah ibu yang menilai kualitas dan kuantitas sama pentingnya dalam tumbuh kembang anak. Oleh karena itu ia akan mendidik anaknya dengan menjaga kualitas dan mengupayakan kuantitas secara baik. Pendidikan anak menjadi fokus baginya. Tak menjadi soal apakah ia berperan hanya di domestik ( sebagai ibu rumah tangga saja) atau berperan ganda.
Apapun pilihan ibu, memiliki alasan yang beragam. Dan bagaimanapun kondisi ibu seharusnya mereka tahu bahwa anak adalah generasi penerus yang memiliki hak untuk hidup, mendapat kasih sayang, perlindungan, nafkah, pengasuhan, dan pendidikan yang harus dipenuhi. Dan untuk mendapatkan hasil yang optimal terhadap pendidikan anak memang harus mengutamakan kualitas dan kuantitas secara optimal.
Figur Ibu dambaan
Dalam menjalankan tugasnya, ketika mengasuh dan mendidik anak, seorang ibu memiliki sosok tersendiri dihadapan anak. Figur ibu akan berpengaruh besar terhadap keberhasilannya. Semakin figur ibu mendekati apa yang didambakan anak maka tingkat keberhasilan pendidikan anak semakin tinggi. Adapun figur dambaan anak adalah:
1. Penyayang
Kasih sayang ibu merupakan jaminan awal bagi anak untuk tumbuh dan berkembang dengan baik. Ibu yang bersifat penyayang akan memelihara anaknya dengan penuh kasih sayang sejak dalam kandungan sehingga dewasa.
2. Memiliki agama yang kuat
Ibu adalah teladan pertama dan utama bagi anak-anaknya. Karena itu teladan dari seorang ibu yang istiqomah dalam keterikatannya dengan Islam dalam kehidupan akan membentuk anak menjadi pribadi yang mapan.
3. Memiliki bahasa yang benar dan baik
Sejak kecil anak dididik untuk mencintai Allah SWT dan Rosulnya di atas segalanya. Penumbuhan rasa cinta ini harus dilaksanakan dengan pengungkapan bahasa yang jelas, namun halus dan lembut. Dengan pengungkapan yang tepat anak tidak akan terpaksa menjalankan kewajiban dari Allah SWT ketika baligh, karena dorongan kecintaan pada Allah dan Rosulnya.
4. Memiliki kepekaan yang tinggi terhadap lingkungan
Kemampuan ibu membaca lingkungan akan membuatnya mampu mengantisipasi pengaruh negatif dari lingkungan di luar keluarga, sehingga ibu akan selalu mampu mengarahkan anak ke arah positif yang diinginkan Islam.
5. Memiliki wawasan (keilmuan) yang luas
Seorang ibu adalah madrasah pertama bagi anak. Peran ini tentu sangat berat bagi seorang ibu yang tidak memiliki cukup wawasan. Oleh karena itu keluasan wawasan ibu adalah salah satu perangkat mutlak dalam membentuk generasi berkualitas. Dengan kepekaan yang tinggi dan wawasan yang luas seorang ibu akan mampu membaca perkembangan kondisi anaknya (baik fisik, emosi, maupun pemikirannya) dan mengarahkan perkembangan itu ke arah yang tepat, juga mampu mengatasi permasalahan-permasalahan yang terjadi dalam perkembangan anaknya.
6. Memiliki rasa pengorbanan yang tinggi
Mengingat peran ibu lebih banyak “memberi” dari pada “meneima” tentunya dituntut rasa pengorbanan yang tinggi demi menjalankan amanah pendidikan anak dari Allah SWT. Dari ibu-ibu yang punya rasa pengorbanan yang tinggi dapat diharapkan munculnya generasi penerus yang memiliki pengorbanan yang tinggi, bukan hanya untuk kebaikan diri dan keluarga, namun juga untuk kemajuan umat dan negara serta kejayaan Islam sebagai agamanya.
7. Memiliki jasmani yang sehat
Tugas sebagai pengasuh sekaligus pendidik bukanlah tugas yang ringan, untuk itu seoang ibu membutuhkan jasmani yang sehat. Tanpa kesehatan maka peran dan fingsi ibu untuk mengasuh dan mendidik anak jadi tidak optimal.
8. Berpenampilan Menarik
Semua manusia menyukai keindahan, tak terkecuali seorang anak. Maka ibu yang berpenampilan menarik adalah salah satu yang menjadi dambaan anak. Berpenampilan menarik tak harus bermodal mahal. Kebersihan, kerapian dan keindahan yang ada pada diri seorang ibu tanpa dilengkapi asesoris lain telah menjadi sesuatu yang menarik. Dan sebagai seorang muslimah kecantikan yang diupayakan ibu tetap harus sesuai dengan tuntunan Islam.
9. Memahami Pendidikan Islami
Peran pengasuh walau berat namun bagi ibu sesungguhnya bukanlah sesuatu yang sulit, karena adanya sifat keibuan yang telah ada dalam fitrah ibu. Namun biasanya peran sebagai pendidik yang dirasa sulit, Hal ini karena telah melibatkan berbagai faktor ekstern yang mempengaruhinya. Bila seorang ibu rajin mencari bekal dalam kemampuan mendidik anak maka tentunya akan jauh lebih baik. Memahami pendidikan Islami tentu aja tidak hanya konsep pendidikannya saja, namun juga memahami sistem penyampaiannya dan memotivasinya agar berdampak pada perubahan daya pikir dan tingkah laku anak ke arah yang lebih baik.
Inilah figur dambaan anak, yang bila tertanam pada sosok ibu maka akan sangat berpengaruh dalam mewarnai corak kehidupan yang sesuai dengan harapan, yaitu akan menjadikan anak sebagai generasi yang sholih, cerdas, trampil dan berjiwa pemimpin. Sehingga dapat menjadi generasi yang berguna bagi diri, keluarga, bangsa, negara dan agama.
Penutup
Apa yang seorang ibu harapkan pada diri anak dan ingin harapannya terwujud, maka jadilah seperti harapan anak. Figur dambaan anak ini menjadi renungan dan evaluasi bagi ibu. Adanya kondisi yang beragam, membuat figur ibu tak dapat dibandingkan satu sama lain, Namun menjadi keharusan bersama bahwa berupaya memberikan yang terbaik buat anak adalah kewajiban semua ibu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar